Simalungun, Alogonews.com. Klarifikasi Tokoh Masyarakat Atas Insiden Kapolsek Membentak Wartawan.
Seorang tokoh masyarakat dari Bandar Sawa, Marga Simanjuntak, memberikan klarifikasi mengenai insiden yang melibatkan Kapolsek Perdagangan, yang di duga membentak seorang wartawan. Di ketahui wartawan tersebut bermarga Nainggolan.
baca juga :
“Horas! Saya Marga Simanjuntak tokoh masyarakat dari Nagori Bandar. Saya melihat beberapa waktu yang lalu ada berita Kapolsek katanya membentak wartawan. Marga Nainggolan.
Kita sebagai orang Batak mungkintau cirikhas orang Batak itu suaranya keras-keras. saya sendiri saja seperti itu. bahkan ke anak biasa juga keras-keras. kenapa sama anak sendiri kita seperti itu? Karena itulah cirikhas orang Batak.
Orang Batak kalau tidak keras itu namanya gak Batak.memang demikianlah cara berfikirnya, cara bahasanya, cara santunya juga demikian.
Apalagi kalau dekat dengan orangnya, kalau tidak di namai itu gak sah. Kalau gak di bentak gak sah. padahal itu bukan membentak tetapi itu adalah cirikhas orang Batak yang saya tahu.
Saya dari Toba, itulah yang saya dengar. Tulang saya sendiri juga pernah saya pikir membentak. Rupanya karena sayang. karena apa? Kalau tidak di bentak itu katanya tidak sayang. Itulah cirikhas orang Batak.
Jadi untuk itu, kita orang Batak harus mengerti bagai mana cirikhas orang Batak. makanya dulu Presiden Sukarno pernah mengatakan berfikir dan berbahasalah seperti orang Batak. Kalau orang Sunda itu lemah lembut. Kalau orang Batak di bantah dulu baru di kerjakan itulah cirikhas orang Batak.
“Maaf, Trimakasih, kepada saudara saya Marga Nainggolan Wartawan, Kapolsek itu Marga Panjaitan, jadi seperti itulah cara bahasanya,” pungkas Simanjuntak. Hari Rabu (12/6/2024) ini.
Dengan klarifikasi ini, di harapkan semua pihak dapat lebih memahami konteks budaya dalam komunikasi sehari-hari. Semua pihak bekerjasama untuk menciptakan lingkungan yang harmonis dan penuh pengertian.
Baca juga : http://Busernusantarasorottv.com
Di harapkan hubungan antara Kapolsek Perdagangan Marga Panjaitan dan media bisa kembali harmonis. Masyarakat juga di harapkan untuk lebih memahami dan menghargai perbedaan budaya dalam berkomunikasi.